Museum Trinil: Libur puasa, kenapa gak kunjungi nenek moyang?



Dalam perjalanan saya dari Jogjakarta ke Malang via darat baru-baru ini, saat akan tiba di daerah Ngawi atau tepatnya sekitar 13 kilometer sebelum Ngawi (kalau dari arah Solo), saya menemukan plang petunjuk arah yang menarik: MUSEUM TRINIL.


Gapura masuk ke museum
Sepertinya nama Trinil tidak asing, saya pikir. Sayapun mengingat-ingatnya lagi. Yup, Trinil adalah sebuah situs sejarah yang sangat terkenal ternyata.

Tidak disangka, perjalanan kali ini akan membawa saya pada bayangan kehidupan ribuan tahun lampau. Saya lebih senang mengenangnya sebagai jaman-jaman nenek moyang. Hehehe...

Menurut sejarah, situs Trinil menjadi lokasi dimana ratusan fosil makhluk hidup purba ditemukan, termasuk manusia.

Salah satu koleksi museum

Replika gajah purba
Lokasi
Museum ini terletak di desa Kawu, kecamatan Kedunggalar, Ngawi, Jawa Timur atau lebih kurang 14 kilometer dari kota Ngawi. Dari jalan raya sendiri masuk ke dalamnya sekitar 3 kilometer dan kita akan disuguhi pemandangan rumah-rumah adat Jawa yang apik ditambah lanskap persawahannya. Letak museum ini di pinggiran sungai Bengawan Solo yang terkenal.

Uniknya, pada halaman museum Trinil ini terdapat sebuah bangunan semacam monumen yang asli didirikan oleh Eugene Dubois, seorang ahli kepubakalaan, yang pertama kali menemukan situs Trinil ini.

Ruangan museum
Koleksi
Terdapat beberapa fosil hewan dan manusia yang dapat kita jumpai pada museum Trinil ini. Fosil-fosil tersebut tertata dengan rapi didalam lemari kaca bening dan terjaga dengan aman. Pada musim-musim liburan, museum Trinil banyak dikunjungi oleh pelajar dan wisatawan domestik yang penasaran dengan fosil purba.

Koleksi museum yang paling terkenal yaitu fosil gading gajah yang sangat besar. Tidak hanya itu, kita juga dapat menemukan tanduk dan tengkorak kerbau purba yang berbeda dengan kerbau modern.

Media bermain anak

Oh ya, untuk fosil manusia purba sendiri tengkoraknya hanya berupa replika. Sedangkan yang asli berada di museum nasional Belanda. Konon, manusia purba yang diberi nama pithecanthropus erectus ini diperkirakan hidup pada zaman pleistosin tengah atau sekitar satu juta tahun yang lalu. Menarik, bukan?

Halaman museum didesain rapi dan menarik. Terdapat taman bermain anak di belakang museum. Selain itu ada juga bumi perkemahan yang tidak jauh dari museum Trinil ini.

Museum ini buka setiap hari dan sangat cocok sebagai tempat belajar anak didalam mengenal sejarah nenek moyangnya :)



Masukkan email sobat untuk dapatkan berita terbaru:

0 Response to "Museum Trinil: Libur puasa, kenapa gak kunjungi nenek moyang?"

Post a Comment